KETAHANAN PANGAN KELUARGA BALITA PASCA LETUSAN GUNUNG BROMO, KABUPATEN PROBOLINGGO, INDONESIA

Authors

  • Widya Rahmawati Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
  • Ummu Ditya Erliana Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
  • Intan Yusuf Habibie Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
  • Leny Budhi Harti Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Abstract

Abstrak

Indonesia berada di wilayah bumi yang rentan mengalami bencana gunung meletus. Letusan gunung berapi dapat menimbulkan kerusakan lahan pertanian, tanaman, dan ternak sehingga menyebabkan gangguan ketahanan pangan terutama bagi wilayah yang mayoritas penduduknya adalah petani. Penelitian cross sectional ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan pangan pada keluarga balita di Desa Ngadirejo Kabupaten Probolinggo (n 56) dua tahun pasca meletusnya Gunung Bromo. Ketahanan pangan dianalisa menggunakan indikator ketahan pangan modifikasi dari kuesioner USDA. Hasil menunjukkan bahwa dua tahun setelah letusan Gunung Bromo, ketahanan pangan masyarakat di wilayah penelitian masih berada dalam kondisi rawan. Keluarga tahan pangan sebanyak 41%, selebihnya ambang batas tahan pangan (9%), ketahanan pangan rendah (43%) dan ketahanan pangan sangat rendah (7%). Sisa abu vulkanik dan kondisi cuaca menyebabkan hasil pertanian tidak optimal dan petani tidak memperoleh pendapatan yang layak. Keluarga yang memiliki pendapatan lebih tinggi, memiliki tanaman dan ternak bervariasi cenderung tidak mengalami kekurangan makanan dan memiliki ketahanan pangan yang lebih baik. Dapat disimpulkan bahwa variasi tanaman dan ternak dapat meningkatkan ketahanan pangan keluarga, baik secara langsung meningkatkan akses terhadap makanan, maupun melalui peningkatan pendapatan. Untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga, perlu diupayakan menambah jenis tanaman dan ternak yang dipelihara. Penting untuk memilih jenis tanaman yang lebih tahan terhadap perubahan cuaca dan dapat dipanen dalam waktu yang relatif singkat.

Kata Kunci: ketahanan pangan, letusan gunung berapi, pendapatan, tanaman, ternak

Abstract

Indonesia is located in region which is prone to volcano eruption. Volcano eruption may damage agriculture field, crops and livestock which result in food insecurity among population especially agriculture-based population. This cross sectional study aimed to assess food security among under-five children’s family (n 56) in Ngadirejo Villages, Probolinggo District, 2 years after Bromo Volcano eruption. Food security was identified using modified USDA’s household food security questionnaire. The result showed that two years after Bromo Volcano eruption, food security among population was low. Food secure was only 41%, the rest was marginal food secure, low food secure, and very low food secure (9%, 43%, 7%, consecutively). Volcano ash made the crops not grow well yet, causing the family did not receive proper income. Family with higher income and more variety of crops and livestock was likely to have better household food security and was not facing food difficulty in the last one year. In conclusion, number of crops and livestock variety will increase household food security, by increasing household’s access on food and household’s purchasing power to food.  In order to increase household food security, it is important to improve variety of crops and livestock. It is important to select crops variety which are more adaptive to weather condition and can be harvested in short time.

Keywords: food security, volcano eruption, income, crops, livestock



Downloads


Published

2014-07-01

How to Cite

1.
Rahmawati W, Erliana UD, Habibie IY, Harti LB. KETAHANAN PANGAN KELUARGA BALITA PASCA LETUSAN GUNUNG BROMO, KABUPATEN PROBOLINGGO, INDONESIA. IJHN [Internet]. 2014 Jul. 1 [cited 2024 Apr. 23];1(1):pp.35-49. Available from: https://ijhn.ub.ac.id/index.php/ijhn/article/view/99

Issue


Section

Articles


Most read articles by the same author(s)

1 2 > >>